TUBUHNYA sempat tak bergerak tatkala Louis Van Gaal memanggilnya. Ia masih sempat menatap Carles Puyol dan Xavi Hernandez. Setelah menerima anggukan kepala dari mereka, barulah pemuda yang saat itu baru berusia 18 tahun bangkit. Melepas jersey cadangan, mendapat arahan sedikit dari Van Gaal, beberapa detik kemudian ia pun sudah berada di lapangan bareng bintang-bintang lain, termasuk pria yang saat ini menjadi pelatih El Barca, Josep Guardiola. Ia masuk menggantikan superstar kala itu, Ronaldinho. Penampilan perdananya tak mengecewakan. Ia mampu beradaptasi dengan cepat dan mengeluarkan tenaga mudanya. Dialah gelandang serang Andres Iniesta.
Sejak saat itu, Iniesta seperti tak pernah lepas dari skuad Barcelona. Ia mampu menjaga determinasi setiap kali tampil. Pergerakannya lincah, punya imajinasi tinggi, tendangan kaki kirinya sama keras dengan kanan, pandai mencari ruang dan meski berposisi gelandang, ia terkenal sangat cepat kala merangsek ke area penalti lawan. Tak heran, ia selalu dijuluki The Quicker, sematan yang merujuk pada kemampuannya untuk selalu beradaptasi dengan cepat, bermain level tinggi dan bisa mendadak muncul di barisan pertahanan lawan untuk mengancam gawang.
Gambaran itu sudah diperlihatkannya beberapa kali, baik di level klub maupun timnas. Penetrasi mendadaknya seringkali berbuah gol manis dengan ciri khasnya; tendangan keras. “Beruntung Barcelona memilikinya sejak muda, dia aset yang tak ternilai. Kombinasi teknik dan imajinasinya sangat cocok dengan tim yang mengagungkan penyerangan, dia pemain multiguna,” sebut Frank Rijkaard, eks pelatih El Barca.
Meneer yang menemukan kebintangan Iniesra, Louis Van Gaal pun mengaku, talenta muda Iniesta sangat bermanfaat dan tak membuat pusing siapapun pelatih hang menangani klub. “Dia orang yang cerdas, tak banyak tingkah dan berskill tinggi. Satu lagi, hasrat untuk selalu menang ada dalam setiap pergerakan. Aku membayangkan ada Xavi (Hernandez-red), Cesc Fabregas dan Iniesta, andai Barcelona punya trio itu, tak bisa dibayangkan bagaimana tim lawan menghadapinya,” jelas Van Gaal, yang sempat menyayangkan kepergian Cesc ke Arsenal.
Rijkaard dan juga Van Gaal tentu mahfum dengan kemampuan pemain yang sudah bergabung bareng akademi Barcelona di usia 12 tahun ini. Daya dobraknya yang tinggi diimbangi dengan kemampuan untuk menjemput bola. Inilah tipikal gelandang serang modern yang membuat kerja playmaker lebih mudah.
Komentar Xavi Hernandez?”Dia partner yang baik, tak salah kalau ia begitu memanjakan setiap striker dan playmaker sepertiku, jika aku kehilangan bola dia siap mengcover, sebaliknya, jika aku sudah siap dengan skema penyerangan, tiba-tiba saja dia sudah berada di kanan ataupun kiri depanku, jadi aku tinggal menyorongkan saja,” kata Xavi tentang kompatriotnya di timnas Spanyol itu.
Duet keduanya memang sudah memberi bukti. Permainan atraktif Xavi-Iniesta sukses membawa El Matador meraih kampiun Euro 2008. “Aku masih harus terus belajar, usiaku masih muda, jadi tak ada waktu untuk bersantai karena persaingan sepakbola modern makin ketat,” tegas Iniesta, yang menunjukkan profesionalitas tinggi. Itu pula yang membuat publik Camp Nou mencintai pria kelahiran Albacete ini.
Hal itu terbukti saat ia kembali dari cedera yang memaksanya absen dua bulan. Iniesta mewarnai comebacknya dengan mencetak gol saat Barcelona menang 3-1 melawan Real Mallorca, Minggu (4/1) lalu.
Sebelumnya, kala kaki pemain bernama lengkap Andres Iniesta Lujan memasuki lapangan, tepukan bergemuruh membahanan Camp Nou, markas Barcelona. Itulah bentuk apresiasi tinggi terhadap kinerja Iniesta selama ini. Kata lainnya, publik sangat merindukan penampilan Iniesta di lapangan hijau.
Hebatnya, kala itu Iniesta tidak perlu lama untuk mencetak gol dalam laga itu. Ia mampu mencetak gol pada menit ke-76 setelah menerima umpan Eidur Gudjohnsen. “Aku mampu mencetak gol dan membawa tim meraih kemenangan. Itu adalah hal yang paling utama. Aku hanya mencoba membantu tim dan aku bangga bisa kembali setelah tidak bermain selama dua bulan,” ucap Iniesta sumringah.
Pelatih Josep Guardiola sendiri mengaku, kehadiran Iniesta menjadi motivator khusus bagi kinerja lapangan tengah tim besutannya. Saat ini memang Iniesta masih sering duduk di bench, tapi bukan berarti kemampuannya sudah menurun. “Dia masih rentan cedera, jika benar-benar fit tak ada alasan untuk tidak memainkannya, sejak bersamaku dulu, dia adalah gelandang fantastis dan tajam, keeping ball-nya bagus dan mampu membuat teman-temannya termotivasi untuk terus mencari ruang,” puji Pep Guardiola.
Sejak saat itu, Iniesta seperti tak pernah lepas dari skuad Barcelona. Ia mampu menjaga determinasi setiap kali tampil. Pergerakannya lincah, punya imajinasi tinggi, tendangan kaki kirinya sama keras dengan kanan, pandai mencari ruang dan meski berposisi gelandang, ia terkenal sangat cepat kala merangsek ke area penalti lawan. Tak heran, ia selalu dijuluki The Quicker, sematan yang merujuk pada kemampuannya untuk selalu beradaptasi dengan cepat, bermain level tinggi dan bisa mendadak muncul di barisan pertahanan lawan untuk mengancam gawang.
Gambaran itu sudah diperlihatkannya beberapa kali, baik di level klub maupun timnas. Penetrasi mendadaknya seringkali berbuah gol manis dengan ciri khasnya; tendangan keras. “Beruntung Barcelona memilikinya sejak muda, dia aset yang tak ternilai. Kombinasi teknik dan imajinasinya sangat cocok dengan tim yang mengagungkan penyerangan, dia pemain multiguna,” sebut Frank Rijkaard, eks pelatih El Barca.
Meneer yang menemukan kebintangan Iniesra, Louis Van Gaal pun mengaku, talenta muda Iniesta sangat bermanfaat dan tak membuat pusing siapapun pelatih hang menangani klub. “Dia orang yang cerdas, tak banyak tingkah dan berskill tinggi. Satu lagi, hasrat untuk selalu menang ada dalam setiap pergerakan. Aku membayangkan ada Xavi (Hernandez-red), Cesc Fabregas dan Iniesta, andai Barcelona punya trio itu, tak bisa dibayangkan bagaimana tim lawan menghadapinya,” jelas Van Gaal, yang sempat menyayangkan kepergian Cesc ke Arsenal.
Rijkaard dan juga Van Gaal tentu mahfum dengan kemampuan pemain yang sudah bergabung bareng akademi Barcelona di usia 12 tahun ini. Daya dobraknya yang tinggi diimbangi dengan kemampuan untuk menjemput bola. Inilah tipikal gelandang serang modern yang membuat kerja playmaker lebih mudah.
Komentar Xavi Hernandez?”Dia partner yang baik, tak salah kalau ia begitu memanjakan setiap striker dan playmaker sepertiku, jika aku kehilangan bola dia siap mengcover, sebaliknya, jika aku sudah siap dengan skema penyerangan, tiba-tiba saja dia sudah berada di kanan ataupun kiri depanku, jadi aku tinggal menyorongkan saja,” kata Xavi tentang kompatriotnya di timnas Spanyol itu.
Duet keduanya memang sudah memberi bukti. Permainan atraktif Xavi-Iniesta sukses membawa El Matador meraih kampiun Euro 2008. “Aku masih harus terus belajar, usiaku masih muda, jadi tak ada waktu untuk bersantai karena persaingan sepakbola modern makin ketat,” tegas Iniesta, yang menunjukkan profesionalitas tinggi. Itu pula yang membuat publik Camp Nou mencintai pria kelahiran Albacete ini.
Hal itu terbukti saat ia kembali dari cedera yang memaksanya absen dua bulan. Iniesta mewarnai comebacknya dengan mencetak gol saat Barcelona menang 3-1 melawan Real Mallorca, Minggu (4/1) lalu.
Sebelumnya, kala kaki pemain bernama lengkap Andres Iniesta Lujan memasuki lapangan, tepukan bergemuruh membahanan Camp Nou, markas Barcelona. Itulah bentuk apresiasi tinggi terhadap kinerja Iniesta selama ini. Kata lainnya, publik sangat merindukan penampilan Iniesta di lapangan hijau.
Hebatnya, kala itu Iniesta tidak perlu lama untuk mencetak gol dalam laga itu. Ia mampu mencetak gol pada menit ke-76 setelah menerima umpan Eidur Gudjohnsen. “Aku mampu mencetak gol dan membawa tim meraih kemenangan. Itu adalah hal yang paling utama. Aku hanya mencoba membantu tim dan aku bangga bisa kembali setelah tidak bermain selama dua bulan,” ucap Iniesta sumringah.
Pelatih Josep Guardiola sendiri mengaku, kehadiran Iniesta menjadi motivator khusus bagi kinerja lapangan tengah tim besutannya. Saat ini memang Iniesta masih sering duduk di bench, tapi bukan berarti kemampuannya sudah menurun. “Dia masih rentan cedera, jika benar-benar fit tak ada alasan untuk tidak memainkannya, sejak bersamaku dulu, dia adalah gelandang fantastis dan tajam, keeping ball-nya bagus dan mampu membuat teman-temannya termotivasi untuk terus mencari ruang,” puji Pep Guardiola.
0 komentar:
Posting Komentar