RSS

Virus Merah Jambu




24. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. 




Wahai Saudaraku, (saatnya saya berbicara serius), taukah engkau wahai saudaraku betapa mirisnya hati ini ketika kita semua dilumpuhkan hatinya oleh cinta manusia (termasuk saya juga). Dari ayat diatas yang ditulis debgan lembut bhasnya, seakan akan menyatukan dua hati yang dibujuk asmaranya, ya asmara antara Kita dan Allah SWT. Tapi taukah tentang cinta cinta kita saat ini yang melebihi cinta kita kepada Allah SWT. Cinta yang membutakan hati, Cinta yang disebut cinta Buta, tapi hanya Cinta Pada Allah yang tak Buta. Tapi bukankah dari ayat diatas tadi Allah menyuruh tentang Cinta?. Ya Allah memang Menyuruh kita tentang Cinta, tapi cinta yang bagaimana dahulu. Seharusnya kita sudah mengetahui dimana sebenarnya kita meletakkan cinta itu. Di dasar Hati?? ya bisa saja, asal kita tau saja tentang porsinya. Banyak cinta cinta yang lahir dan terucap hanya membebankan individunya saja. Contoh saja, dari semua curhatan yang saya terima, baik dari teman teman ataupun adik kelas, mereka merasa galau ketika didatangkan cinta (cinta yang saya maksud tentu cinta kepada manusia). Bukankah itu bagian dari BEBAN cinta?


Selain itu berapa banyak mereka yang melupakan urusan terpenting dalam hidupnya (ibadah) hanya karena mengejar cinta (istilahnya biar romantis hahah) Naudzubillah. Kita hanya memikirkan cinta kita kepada sesama, bukan lagi kepada Allah. 


Jika anda mengatakan, "saya bergetar bila mentapnya!" (subhanallah). Iya jika memang itu keadaannya kita memang tidak salah, karena itulah fitrahnya. Apalagi dunia remaja ini penuh dengan warna warni cinta. Tapi bisakah kita membatasinya?. Bisa Tentu Bisa!. Kita tahu memang tak mengapa bila kita menumbuhkan rasa cinta, asal semuanya bebas dari virus virus yang bisa merusak keimanan kita. 


Banyak Contoh dari cerita ini yang bisa kita ambil, Taukah tentang cerita Abdurahman bin Abu Bakar kepada Atikah, yang mencintainya seakan akan tak ada yang melebihi cintanya.


Coba anda cari cerita ini (maaf untuk mempersingkat bacaan dan menambah rasa penasaran anda)


Kembali lagi pada cinta yang baik, adalah cinta tanpa nafsu. Marilah kita memondasikan cinta kuat nan suci kepada A Segala sesuatu yang Halal bagi kita yang tentunya tidak merusak hubungan kita dengan ALLAH SWT . Karena tanpa kita mengejar cinta, ia sendiri yang akan mengejar kita (subhanallah).







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar