Ah disini mah saya nggak menutupi namanya, siapa juga yang mau baca?. Paling Farras sama Rahida lagi kalau nggak ya Teh Intan hehehe. Terus kalau mau tau point akhir postingan ini, baca aja sampai akhir (jangan bilang nggak nyambung dulu)
Kali ini saya dapat ilham bagus buat posting, entah kenapa? . Jadi gini ceritanya, tadi saya kerumah Anis (karena emang udah lama nggak kesana) pas keluarga yang lain lagi pada ngumpul. Saya masuk aja nyusul Bulek (bibi) yang dari tadi duluan ke rumah anis.
Langsung aja Mbak Ayu (kaka sepupu anis) ngegelar tiker buat duduk (maklum kursinya kagak cukup). Basa Basi dulu tuh para ibu ibu (biasa sih) , dan di sela sela itu mbak ayu bilang (dengan mata yang mengarah pada saya)
“beda euy sekarang mah sombong, nggak pernah wall-wall an (FB) ke mbak ayu, sekarang mah malah koment2an bola sama heheheh”.
#Plak kena deh gue, hehe maksudnya kan nyindir saya yang lagi koment2an sama A Irman (sepupunya mbak ayu juga). Biasa nih bulek sama mba ayu nekat main jodoh jodohan (bercanda sih heheh).
Yah sudah sih, langsung ke tema (jangan curhat). Soalnya kalau nggak langsung, ini tema nya menyangkut A irman jadi harus di kronologiskan heheh. Sewaktu lagi ngobrolin gue sama dia , tiba tiba pada langsung mengalihkan pembicaraan jadi tentang A Irman yang lagi bingung nentuin jurusan apa? Asalnya mau ke Polban, terus ngambil Kehutanan Unpad trs malah mau ngambil karawitan (gendang) , sumpah plin plan pisan.
Nah diomelin kan gara gara mau ngambil jurusan musik, akhirnya dia ngomel sendiri. Terus Mbak Ayu bilang “ai kamu teh mau jadi apa? Saya aja mau kuliah susah uang!, Kamu yang udah ada fasilitas malah milih yang aneh jurusan”.
Terus mamahnya mbak ayu dateng, terus bilang gini “ ituloh bule, lebih miris lagi, anaknya Ma Cacih pingin masuk dokter” Dalam hati saya bilang so what?.
Oh jadi sebenernya Ma Cacih itu kan yang suka ngebantuin Mamahnya Irman dirumah, jadi mereka pada heran aja . “lha wong anak majikannya pingin jadi tukang gendang lha anak yang bantuin pingin dadi dokter wahahahaahah”.
Memang sih jika kita menelan mentah mentah omongan tadi akan terdengar miris, tapi kalau kita cermati, ... semua punya cita cita bray!. Orang yang lagi koma juga mungkin masih bisa berandai andai, masih ingin mengharapkan bisa membahagiakan orang disekitarnya, atau ayam yang berusaha ingin terbang walau sulit, apalagi cuman terhalang status . Semua tergantung kemauan kawan!. Jangan mau terintimidasi oleh status atau jabatan!. Dunia kita, pada genggaman diri kita, bukan orang lain.
Sekalipun siapa yang melahirkan anda, (tukang becak, parkir, gorengan) anda berhak atas hidup anda, bebas bercita cita, bebas bersuara, bebas berandai andai, asal anda mampu mengontrolnya. Nah kisah ini kayaknya memang harus saya publikasikan pada publik, apalagi sekarang gempar gempor pemilihan jurusan. Saya cuman ingin mengingatkan yang mau ke Ipa silahkan, begitu juga yang ke IPS tentukan cita citamu kawan, jangan melihat kawan mau kemana, ia bisa saja menjadi lawan!, jangan anggap itu menjadi suram, Kalian pasti Bisa!. Ingat Kemauan? Bukan Kemampuan!.
Walah jadi orasi gini, hahah. Yah nggak papa lah sekalian menumpahkan rasa nasionalisme #what?.
Nah sekian orasi ini heheh
#note :
+Trismalia = kita DULU memang sepaham dengan IPS, tapi sekarang idealisme saya, saya rombak sedikit, saya nggak bisa mempengaruhi kamu, kamu tau yang terbaik untuk kamu, jurusanmu, dan masa depan ok?, Kita akan tetap menjadi sahabat.
0 komentar:
Posting Komentar